Batman Begins - Help Select
All about Anime, Games, and many more

Pages

ChatBox

[Ficlet] Promise




Title: Promise
Genre: Romance
Rating: PG-17
Length: Ficlet
Author: Jinki Choi ( 최 진 키 )
Cast:
● Maou Sadao
● Yusa Emi


Note: All Main Cast are in Anime Hataraku Maou-Sama. Please don't bash me if u're dislike. Please give ur best comment After Read This :D



Promise

Yusa Emi's POV:

Aku masih belum beranjak di depan cermin, melamunkan hal yang membuat hatiku terasa menyakitkan. Harusnya aku buru-buru berangkat menuju sekolah karena hari ini adalah pengumuman kelulusan kami, para siswa Sekolah Menengah Akhir. Namun satu hal yang menyakitkan untukku adalah berpisah dengan lelaki yang telah lama aku cintai, Maou Sadao, membuatku membenci datangnya hari ini.


Meski getir, kulangkahkan kakiku pergi ke sekolah. Bagaimanapun juga, aku harus hadir dalam acara itu bukan?


___o0o___

Sasazuka Senior High School


Kata demi kata membangun kalimat yang mampu menggetarkan hatiku terus ia ucapkan. Maou-san, tak tahukah bahwa pidatomu membuatku semakin tak ingin melepaskanmu?


Mendengar Maou-san mengucapkan kalimat perpisahan dalam pidatonya membuat air mataku mengalir tak terbendung lagi. Kucoba menggigit bibir bawahku pun tak bisa menghentikan laju tangis diamku. Ya, inilah terakhir kalinya aku memandang wajah tampan itu.
"Yusa-san, kau kenapa?" sebuah pertanyaan terlontar dari teman sebangkuku, Suzuki Rika, yang pada saat itu memang duduk di sebelahku. Mendengar itu tentu aku sangat terkejut, rasanya seperti jantung ini hampir meledak karena terlalu cepat berdetak. Ah, memalukan bila aku menceritakan alasanku menangis.
"Apa? Aku tidak menangis. Kau mungkin salah lihat." Elakku mencoba mengelabui Rika-san.
"Yusa-san, sejak kapan ingus keluar dari mata?" ucap Rika-san menatapku dengan tatapan konyolnya.
"Eto...
Karena mungkin ini terakhir kalinya kita bersama seperti ini. 3 tahun bersama membuatku dan Rika-san seperti saudara." Jawabku asal. Namun, kini mata Rika-san berbinar-binar ㅡ Atau mungkin lebih tepatnya berkaca-kacaㅡ mendengar ucapanku itu.
"Huaa... Yusa-san, kau sangat baik..." rengek Rika-san.



"... Semoga kalian sukses,dan jangan pernah melupakan kenangan yang pernah kita ciptakan selama disini. Terimakasih." Itulah kalimat penutup yang diucapkannya. Air mataku pun kembali menetes diam-diam, tanpa disadari oleh Rika-san.


___o0o___


Acara berakhir dengan lancar, semua orang pun mulai keluar dari aula itu. Mereka terlihat baik-baik saja, bagaimana bisa mereka seperti itu? Apa hanya aku yang merasa kehilangan? Apa mereka memang berhati baja?


"Ya, Emi!." seseorang yang suaranya amat kukenal menyapaku. Ya, dia Maou Sadao. Perlahan ia melangkahkan kakinya ke tempatku berpijak. Seketika kutundukkan kepalaku saat mata kami berpandangan.
"Maou-san? A,ada apa?" Balasku gugup. Sungguh,melihat wajahnya saja aku serasa ingin menangis.


"Tidak. Eto, Apa kau baik-baik saja? Maksudku, kenapa kau tadi sangat emosional?" Deg! Aku terkejut mendengar pertanyaannya. Apa dari tadi dia memperhatikanku? Ya Tuhan,bagaimana aku harus menjawabnya?
"Emi-san?" sekali lagi ia menyebut namaku. Jika saat itu kutatap wajahnya, pasti aku dapat melihat raut wajah bingungnya dengan jelas.


"Kau mau aku menjawab apa?" tanyaku yang masih tertunduk, perlahan air mataku kembali membasahi kedua pipiku.
Kuberanikan diri untuk menegakkan kepalaku untuk menatap wajah tampannya. Seperti dugaanku, nampak jelas pria dihadapanku ini terkejut melihatku menangis, "Ya, Emi. Kau menangis?" tanyanya. Bodoh, sudah terlihat jelas,kan?


"Ini semua gara-gara kau. Kenapa kau harus sekolah disini? Kenapa kau harus satu kelas denganku? Kenapa aku harus mencintaimu?!" Teriakku membentaknya, akibat ulah bodohku kami menjadi pusat perhatian. Tapi, hatiku berteriak bahwa aku harus mengatakannya, mengatakan semua perkataan yang telah lama kupendam hingga tak tersisa.


Raut wajah terkejut ditunjukkan oleh Maou-san tanpa berucap sepatah katapun. Kini yang aku bisa hanya menyalahkan semua ini kepadanya, meski ku tahu ini sama sekali bukan kesalahannya.


" Meskipun dunia membuatku menangis, aku tidak apa-apa, karena kau selalu ada di sisiku. Meskipun dilanda berbagai rasa sakit di dalam luka seperti ini, bayanganmu yang tersenyum selalu kuingat, membuatku tidak terasa sakit lagi. Tapi apakah besok dan seterusnya aku bisa menjalani hidup tanpamu? Meskipun aku bersikeras menutup mata, yang ada hanya bayanganmu. Apa aku masih bisa baik-baik saja? Apa kau tidammpptthh ..."


Cupp...

Suatu hal yang tak terduga mengejutkanku. Maou-san melumat bibir kecilku di depan semua orang yang memperhatikan kami sedari tadi. Bukan hanya aku, bahkan mereka yang memperhatikan kami ikut terkejut melihat kejadian itu. Beberapa siswi buru-buru membuka handphone mereka hanya sekedar untuk memotret kami berdua.


Seolah tak ingin lepas, bibir kami bertautan cukup lama,membuat air mataku mengering dan berhenti mengalir. Perlahan ia melepaskan bibirnya yang menempel dengan bibirku itu. "Jangan!" teriakku dalam hati yang tak ingin ia melepaskan bibirnya dari bibirku. Diusapnya kedua pipiku dengan lembut. Kini ia memandang wajahku yang masih terkejut dengan ciumannya.
"Ayo kita masuk Universitas Tokyo.
Ayo kita bekerja bersama...


... Ayo kita menikah dan buat seribu anak." Deg! Jantungku seakan berhenti berdetak tatkala mendengar ajakan pria ini. Entah apa yang kini kurasakan, aku sendiri tidak bisa mendeskripsikannya. Perasaaan sedih masih berkecamuk dalam diriku, membuatku tidak bisa berfikir jernih.


"A,apa yang kau bicarakan Maou-kun? A,apa ini lelucon?" tanyaku terbata-bata, seakan tak percaya dengan apa yang ia katakan. Ia pun tersenyum manis padaku,"kau tidak tahu? Aku sedang berjanji, ini janjiku padamu. Ayo kita hidup bersama setiap hari." Ujarnya.
"Kau, kau bercanda,kan?" tanyaku memastikan, yang dijawab olehnya dengan sangat percaya diri, "Pria tidak akan menarik kata-katanya kembali." ucapnya.


Cupp...

Kini giliranku. Dengan spontan dan liar kulumat habis bibirnya membuat Maou-san terkejut. Ciuman kali ini amat kunikmati, Maou sendiri pun tak memberontak, seolah ia juga menginginkan ini untuk waktu yang lama.


Kulepaskan ciumanku darinya dengan perlahan, kugenggam erat kedua tangannya yang hangat, lalu kupandangi wajah tampannya.
"Jika kau berbohong akan kupotong lidahmu.
Jika kau melirik wanita lain akan kucongkel bola matamu.
Jika kau meremas dada atau bokong wanita lain akan kupotong tanganmu.
Jika kau mencintai wanita lain akan kuambil hatimu.
Ingatlah bahwa kau sudah punya aku." ancamku dengan manja.
Sekali lagi ia tersenyum manis padaku, perlahan wajahnya mendekati wajahku, kini kening kami saling menempel.
"Meskipun ini merepotkan, tapi aku akan mengucapkan satu hal padamu.
Aku mencintaimu, dan aku hanya mencintaimu. Itu Janjiku." bisiknya padaku


Cuppp...



Promise
___The End___

Story by: Jinki

Penulis: Unknown

Artikel [Ficlet] Promise, diterbitkan oleh Unknown pada hari Wednesday, July 31, 2013. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda. Unknown adalah Seorang Manusia yang selalu ingin menjadi lebih baik ,Karena Bila Anda berpikir Anda bisa,maka Anda benar. Bila Anda berpikir Anda tidak bisa, Anda pun benar… karena itu ketika seseorang berpikir tidak bisa, maka sesungguhnya dia telah membuang kesempatan untuk menjadi bisa

Post a Comment - Back to Content

Popular Posts

 
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda. Gunakan Google Chrome Atau Mozila Fire Fox Terbaru Untuk Melihat Tampilan Sempurna Blog Ini